Sabtu, 04 Juni 2016

Askep keluarga dengan TB Paru

Diposting oleh Unknown di 20.48
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
BPK. Z TERUTAMA BPK. Z DENGAN MASALAH
TB PARU DI KELURAHAN JAKARTA TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK GEDE






DI SUSUN OLEH :
LILIS SURYANI    NIM : 2720070027


MAHASISWA FIKES PSIK (P2K)
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2011





BAB I
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan.
 Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan TBC.
1.2      RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC..?”
1.3      TUJUAN
1.3.1.  Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2   Tujuan Khusus
1)   Mengetahui konsep tahap perkembangan
2)   Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3)   Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian keperawatan
4)   Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5)   Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
6)   Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP DASAR KELUARGA
2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998)
2.2      Bentuk atau Type Keluarga
a.       Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
b.      Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
c.       Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.
d.      Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
e.       Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)
f.        Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
g.       Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat. (Depkes RI. 2002)

2.3.       Konsep Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu- individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
§  Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
§  Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
§  Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.
§  Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk  sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
§  Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
§  Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
§       Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
§  Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

B.         KONSEP DASAR TUBERKULOSIS
A.        Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 2002).
        Tuberkulos adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer 2001). Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.
B.        Etiologi
        Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Kuman Mycobacterium Tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang aerobik tahan asam  yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584).
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Bahar, 1999: 715).
Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman  lebih menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk, tertawa dan bersin) dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar (Dep Kes RI 2002).
C.         Anatomi Fisiologi
Paru-paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak diantara kedua lapisan pleura.
Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diafragma, sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama ventilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah. Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura.
Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus. Pertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf.
Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus. Bronkiolus membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru-paru menuju laring.

Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam alveoli.

Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 2001: 512).


D.        Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC) terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju, isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain di paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi primer menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar bersama batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem pernafasan. Pada sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi pleural, dan gagal nafas, sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus, meningitis serosa, dan tuberkulosis milier.
  
E.       PATHWAY



F.         Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1)        Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2)        Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum).
3)        Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4)        Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5)        Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat di waktu di malam hari
G.           Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
1.     Tuberculosis Paru
            Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a)     Tuberkulosis Paru BTA (+)
·         Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
·         1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis aktif.
b)     Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas

2.   Tuberculosis Ekstra Paru
TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
1.      TBC ekstra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang   (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2.      TBC ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.
Tipe Penderita
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe penderita yaitu :
a)     Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b)     Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat denga hasil pemeriksaan dahak BTA (+).
c)      Pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahhhan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah (Form TB.09).
d)     Setelah Lalai (Pengobatan setelah default/drop out)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian dating kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).
H.          Jenis-jenis Penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis (TBC) terdiri atas 2 golongan besar, yaitu :
  1. TB paru (TB pada organ paru-paru)
  2.  TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru) :
§  Tuberkulosis milier
§  Tuberkulosis sistem saraf pusat (TB meningitis)
§  Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
§  Tuberkulosis Pericarditis
§  Tuberkulosis Skelet / Tulang
§  Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
§  Tuberkulosis Peritonitis
§  Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
§  Tuberkulosis Iymphadenitis
§  Tuberkulosis Catan / Kulit
§  Tuberkulosis Laringitis
§  Tuberkulosis Otitis                                                                           
I.          Komplikasi
Komplikasi dari TB paru adalah :
  1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
  2. Pleuritis tuberkulosa
  3. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
  4. Tuberkulosa milier
  5. Meningitis tuberkulosa
J.        Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita TB paru adalah :
1)     Pemeriksaan Diagnostik.
2)     Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA diagnosis tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila didapatkan hasil dua kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka pemeriksaan perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA negatif.
3)     Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum)
Positif jika ditemukan bakteri tahan asam.
4)                    Skin test (PPD, Mantoux)
Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam :
§  Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux negative
§  Indurasi 6-9 mm  (diameternya) : hasil meragukan
§  Indurasi 10-15 mm (diameternya) : hasil mantoux positif
§  Indurasi lebih dari 16 mm (diameternya) : hasil mantouk positif kuat
§  Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan, berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin.            
5)     Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
6)     Pemeriksaan histology / kultur jaringan
Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis.
7)     Biopsi jaringan paru
Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan  terjadinya nekrosis.
8)      Pemeriksaan elektrolit
Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi.
9)        Analisa gas darah (AGD)
Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan paru.

10)   Pemeriksaan  fungsi  paru

Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim / fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).

K.        Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2 RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat  (milier) dan TB Ekstra Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH. Departemen Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru dengan panduan 1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
  1. Obat anti TB tingkat satu
Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E), Sterptomisin ( S ).
  1. Obat anti TB tingkat dua
Kanamisin (K), Para-Amino-Salicylic Acid (P), Tiasetazon (T), Etionamide, Sikloserin, Kapreomisin, Viomisin, Amikasin, Ofloksasin, Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan lain-lain.

Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni
Ø  Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan :
a.       Mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal)
b.      Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut
c.       Mencegah timbulnya resistensi obat
Ø  Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau secara intermitten dengan tujuan :
a.       Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi)
b.      Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan Berat Badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan lebih dari 50 kg.
Evaluasi Pengobatan.
Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain), berkurangnya kelainan radiologis paru dan konversi sputum menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung dilakukan pada akhir bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8. Biakan BTA dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan akhir pengobatan. Kontrol terhadap pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan dalam evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat pada akhir pengobatan sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nanti timbul kasus kambuh.
Ada 3  Dampak masalah dari TB Paru :
1)     Terhadap individu.
v  Biologis.
Adanya kelemahan fisik secara umum, batuk yang terus menerus, sesak napas, nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat pada malam hari dan kadang-kadang panas yang tinggi.
v  Psikologis.
Biasanya klien mudah tersinggung , marah, putus asa oleh karena batuk yang terus menerus sehingga keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan.
v  Sosial.
Adanya perasaan rendah diri oleh karena malu dengan keadaan penyakitnya sehingga klien selalu mengisolasi dirinya.
v  Spiritual.
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan Tuhan karena penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh juga menganggap penyakitnya yang manakutkan    
v  Produktifitas menurun oleh karena kelemahan fisik.
2)     Terhadap keluarga.
·         Terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang lain karena kurang    pengetahuan dari keluarga terhadap penyakit TB Paru serta kurang pengetahuan penatalaksanaan pengobatan dan upaya pencegahan penularan penyakit.            
·         Produktifitas menurun.
Terutama bila mengenai kepala keluarga yang berperan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga, maka akan menghambat biaya hidup sehari-hari terutama untuk biaya pengobatan.
·                                 Psikologis.
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain.
·                                 Sosial.
            Keluarga merasa malu dan mengisolasi diri  karena sebagian besar masyarakat belum tahu pasti tentang penyakit TB Paru .
3)     Terhadap masyarakat.
            Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta pengobatan Penderita TB Paru positif tidak teratur atau droup out pengobatan maka resiko penularan pada masyarakat luas akan terjadi oleh karena cara penularan penyakit TB Paru.
Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua kalangan, semua orang yang batuk dalam 3 minggu harus diperiksa dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh pemerintah, pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada system pencatatan / pelaporan.

Perawatan bagi penderita TBC
Perawatan yang harus dilakukan pada penderita tuberculosis adalah :
1.      Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu keluarga.
2.      Mengetahui adanya gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan.
3.      Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita
4.      Istirahat teratur minimal 8 jam per hari
5.      Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan enam
6.      Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik (Depkes RI, 2002)
Pencegahan penularan TBC
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1.      Menutup mulut bila batuk
2.      Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah tertutup yang diberi lisol
3.      Makan, makanan bergizi
4.      Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
5.      Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
6.      Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes RI, 2002)

Prioritas Keperawatan
1)     Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2)     Mencegah penyebaran infeksi.
3)     Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4)     Meningkatkan strategi koping efektif.
5)     Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan. 

Tujuan Pemulangan 
1)     Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2)     Komplikasi dicegah
3)     Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4)     Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.

Diagnosa Keperawatan:
1.      Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
§  Mempertahankan jalan nafas pasien
§  Mengeluarkan sekret tanpa bantuan


Intervensi :
a.       Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama,  kedalaman dan penggunaan otot aksesori
b.      Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah sputum, adanya emoptisis
c.       Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas dalam
d.      Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e.       Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a.       Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b.      Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
c.       Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
d.      Mencegah obstruksi / aspirasi
2.   Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum meningkat.
Kriteria hasil :
§  BB meningkat
Intervensi :
a.       Catat status nutrisi pasien
b.      Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c.       Berikan makanan sedikit tapi sering
d.      Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien kecuali kontra indikasi
e.       Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a.       Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b.      Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c.       Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d.      Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3.    Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
§  Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a.       Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b.      Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c.       Berikan instruksi dan informasi tertulis
d.      Anjurkan klien untuk tidak merokok
e.       Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a.       Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
b.      Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut
c.       Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
d.      Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi pernapasan
4.    Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
§  Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a.       Kaji patologi penyakit
b.      Identifikasi orang lain yang berisiko
c.       Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari meludah
d.      Kaji tindakan kontrol infeksi
e.       Awasi suhu sesuai indikasi
f.        Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a.       Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
b.      Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran / terjadinya infeksi
c.       Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d.      Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e.       Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran infeksi







BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I.         Data Umum
1)        Nama Kepala Keluarga                     : TN. Zaini
2)        Alamat & Telepon                             : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02
Masjid AR-ROYAN
3)        Pekerjaan Kepala Keluarga              : Penjaga masjid
4)        Pendidikan Kepala Keluarga            : SD
5)        Komposisi Keluarga
No
NAMA
JK
Hub
Dng
KK
Umur
Pend
Status Imunisasi
Ket
BCG
Polio
DPT
Hepatitis
Campak
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
Zumani
P
Istri
48
SD

2
M.Ulinuha
L
Anak
27
SMA

3
M.Wildan
L
Anak

SD

4
M.Alif Riyanto
L
Anak
20
SMP

5
M.Anisofyan
L
Anak
11
SD

6
M.Silmi Kahfa
L
Anak
9
SD

7
Ramadhani
L
Anak
8 bln
-



 Genogram



Genogram :


6)       Tipe Keluarga           
Keluarga Tn. Z merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah, Ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7)       Suku Bangsa
Tn.Z dan Ny.Z berasal dari Tegal Jawa Tengah, bahasa yang di gunakan adalah bahasa INDONESIA.
8)       Agama
 Seluruh keluarga Tn.Z beragama islam, keluarga Tn.Z menjalani ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Menurut Tn.Z, Ny.Z selalu mengikuti kegiatan pengajian yang di adakan rutin tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9)       Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang tetap. Penghasilan Tn.Z perhari sebesar Rp. 45.000,- itu pun kalau ada orang yang membutuhkan tenaganya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Tn.Z hidup terpisah dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.Z dan anak-anaknya tinggal di Tegal sementara Tn.Z tinggal di Jakarta. Istri Tn.Z adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki usaha sebuah warung di rumahnya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya. Tn.Z tidak mampu untuk menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.
10)   Aktivitas Rekreasi Dalam Keluarga
Tn.Z tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi. Penggunaan waktu senggang biasanya dilakukan untuk membersihkan masjid dan beribadah.
II.         Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11)   Keluarga Tn.Z saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia dewasa muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a.       Menentukan pasangan hidup
b.      Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau istri)
c.       Membentuk keluarga
d.      Belajar mengasuh anak
e.       Mengelola rumah tangga
f.        Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g.       Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h.      Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di anutnya.
12)   Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13)   Riwayat keluarga Inti
Tn.Z mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Tegal, hanya anak yang pertama sudah tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di daerah cikampek. Tn.Z merantau ke Jakarta sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-pindah dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan sudah beberapa tahun ini tinggal di masjid AR-ROYAN dan memiliki profesi sebagai penjaga masjid.
Tn.Z, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn.Z sedang mengkonsumsi  obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang selalu di minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.Z selalu rutin memeriksakan kesehatannya di puskesmas pondok gede, pada saat pengkajian TD Tn.Z adalah 110/70 mmHg dan N: 80 x/mnt. Menurut Tn.Z, istri dan anak-anaknya saat ini dalam keadaan sehat di kampung halamanya.
14)   Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.Z mengatakan sebelum pindah ke jakarta pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya sebagai petani saja. Menurut Tn.Z alhamdulillah seluruh keluarganya tidak ada yang menderita penyakit TBC kecuali dirinya sendiri.
III.         Lingkungan
15)   Karakteristik Rumah
Tn.Z saat ini tinggal bersama temanya dikamar pada sebuah masjid dengan ukuran 2x3 m³, ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar. Tidak ada dapur dan kamar mandi, penerangan menggunakan listrik, lantai dari keramik serta kebersihan masjid dan kamar baik.
 Denah rumah:





                                                                                                   
  • Pengolahan Sampah
Masjid memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid
  • Sumber Air
Air yag digunakan untuk minum sehari-hari adalah air aqua galon
  • Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah langsung ke got. Kondisi selokan bersih dan tidak banjir saat hujan


16)      Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW
Hubungan Tn.Z dengan warga komplek cukup baik, setiap hari mengikuti pengajian yang diadakan di masjid. Tn.Z selain menjadi penjaga masjid beliau juga sering menjadi imam ketika sholat berjamaah. Jarak antara rumah saling berdekatan, pekerjaan warga ada yang dibidang formal dan informal. Suasana pada siang hari sepi dan pada sore hari terlihat ramai dengan anak-anak. Fasilitas yang ada yaitu rumah ibadah masjid Ar-Royan, sarana kesehatan puskesmas pondok gede yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Tn.Z. Untuk kerja bakti biasanya dilakukan 2 bulan sekali.
17)      Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.Z setelah menikah tinggal di Tegal jawa tengah, dan tidak pernah pindah rumah sampai saat ini. Hanya Tn.Z saja yang merantau ke jakarta sejak tahun 1995 sampai sekarang dan tinggal di masjid Ar-Royan.
18)   Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn.Z hidup terpisah dengan keluarganya dan interaksi keluarga hanya dilakukan lewat telpon saja. Tn.Z selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan di daerah tempat tinggalnya seperti pengajiann atau ketika ada warga yang meninggal dunia.
19)   Sistem Pendukung Keluarga
Secara umum seluruh anggota keluarga Tn.Z sehat, tapi secara khusus pada Tn.Z terkadang mengeluhkan penyakit TBC yang dideritanya. Menurut Tn.Z dada masih suka sesak tetapi batuk sudah berkurang, dahak tidak ada, berat badan pun sudah mulai bertambah sedikit. Bila Tn.Z sakit beliau selalu pergi sendiri ke puskesmas pondok gede yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tn.Z menggunakan biaya pribadi ketika sakit karna Tn.Z tidak mempunyai jaminan kesehatan.
IV.         Struktur Keluarga
20)   Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain menggunakan pola dua arah walaupun hanya melalui telpon untuk mendukung Tn.Z menjalani program penyembuhan penyakit TBC yang dideritanya, dan yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga dengan meminta pendapat pada anggota keluarga yang lain. Setiap anggota keluarga berhak mengeluarkan pendapat, dan jika ada permasalahan keluarga selalu membicarakan dan mencari solusinya dengan cara melakukan musyawarah didalam keluarga, walaupun tidak tinggal serumah.
21)   Struktur Kekuatan Keluarga
Yang berperan dalam keluarga adalah Tn.Z sebagai kepala keluarga. Dalam menyelesaikan masalah keluarga tetap berdasarkan atas musyawarah, dan dalam musyawarah tersebut yang berperan sebagai pembuat keputusan adalah Tn.Z itu sendiri walaupun tidak tinggal serumah.
22)   Struktur Peran (Formal & Informal)
Tn.Z sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dalam keluarganya, istri berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak-anaknya serta membantu ekonomi keluarga dengan cara membuka warung dirumah, kemudian anak-anaknya berperan membantu ibunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
23)   Nilai Dan Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga tersebut sesuai dengan nilai agama yang dianutnya dan norma yang berlaku dilingkugannya. Jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (sakit) keluarga tersebut tetap percaya bahwa masalah yang dialaminya akan ada jalan keluarnya. Tn.Z mendukung apapun yang dilakukan untuk keluarga dan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkunganya. Keluarga mempercayai pengobatan medis tetapi juga mempercayai pengobatan non medis seperti ke alternatif.
V.            Fungsi Keluarga
24)   Fungsi Afektif
Keluarga Tn.Z yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit khususnya Tn.Z yang menderita TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
25)   Fungsi Sosial
Tn.Z selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-harinya di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
26)   Fungsi Perawatan Kesehatan
a.       Mengenal masalah kesehatan
Tn.Z dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah kesehatan, terbukti dengan ketidak tahuan keluarga khususny Tn.Z tentang apa yang menyebabkan dirinya menderita TBC. Tn.Z hanya sedikit mengetahui tentang penyakitnya, pantanganya dan tindakan untuk membawa ke pelayanan kesehatan.
b.      Mengambil keputusan yang tepat
Keluarga Tn.Z mampu mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat, hal ini terlihat dari Tn.Z selalu kontrol ke puskesmas bila obat RHZEnya sudah habis.
c.       Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam hal ini  walaupun Tn.Z tinggal berjauhan dengan keluarganya tetapi keluarga Tn.Z selalu memberikan  motivasi pada Tn.Z agar terus rutin berobat ke puskesmas.
d.      Memelihara lingkungan yang sehat
Tn.Z mampu memelihara lingkungan yang sehat dan rapih. Hal ini terbukti dengan lingkungan masjid Ar-Royan yang tertata rapih, bersih, ventilasi dan penerangannya yang cukup.
e.       Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga mampu menggunakan yankes yang ada, ini bisa di lihat dari Tn.Z yang selalu rajin kontrol penyakitnya ke puskesmas untuk mengambil obat-abatan yang wajib diminumnya.
27)   Fungsi Reproduksi
Tn.Z memiliki 6 orang anak, satu istri. Seluruh anaknya laki-laki, yang pertama  berusia 27 th saat ini sudah berkeluarga dam memiliki 2 orang anak saat ini masih melanjutkan pendidikan ke s1, anak kedua laki-laki sudah bekerja dan telah menikah serta sudah memiliki satu orang anak, sedangkan anak yang ketiga berusia 20 th dan sudah bekerja dan belum menikah. Anak ke empat dan kelima masih bersekolah di SD, anak yang terakhir laki-laki dan masih berusia 8 bulan. Ny. S saat ini masih mengikuti program KB dengan menggunakan IUD (spiral).
28)   Fungsi Ekonomi
Menurut Tn.Z penghasilannya kurang mencukupi akan kebutuhan keluarganya, saat ini sibantu juga oleh sang istri dengan membuka warung dikampung halamanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya. Anak-anaknya sudah berpenghasilan juga membantu keuangan keluarga walaupun hanya sedikit.
VI.            Stress Dan Koping Keluarga
29)      Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu Tn.Z memikirkan apakah penyakit TBC yang di deritanya dapat sembuh, dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Stressor jangka panjang yaitu Tn.Z memikirkan biaya untuk pengobatan yang akan di keluarkan apabila penyakit yang dideritanya tidak sembuh.
30)      Kemampuan Kluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga Tn.Z selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarganya, Tn.Z bersyukur karena program dari puskesmas yang mengratiskan pengobatan bagi penderita TBC.
31)      Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga khususnya Tn.Z senantiasa menerima keadaan atau masalah yang terjadi dalam keluarganya tetapi Tn.Z juga berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan melibatkan anak dan keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut.
32)      Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.Z tidak pernah putus asa dan tidak pernah melampiaskan ke hal-hal yang merugikan diri sendiri dan keluarga. Tn.Z hanya menghabiskan waktu di masjid saja untuk beribadah dan membersihkan lingkungan masjid.
VII.            Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hanya dilakukan pada Tn.Z saja karena tinggal terisah dari keluarganya Tn.Z sedang menderita TB Paru ± sudah 2 bulan, saat ini klien sedang menjalani proses pengobatan TB paru dengan meminum RHZE (4FDC) yang berisi Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide 400 mg, dan ethambutol 275 mg.

No.
PEMERIKSAAN FISIK
HASIL
1
Kepala :
§  Rambut

Kulit kepala bersih, rambut sedikit lurus pendek, sedikit beruban, berminyak, bersih, & tidak rontok

§  Mata
Kelopak mata normal, tidak ada peradangan, conjungtiva an anemis, sklera an ikterik, & tidak menggunakan kaca mata

§  Hidung
Tidak ada kelainan, hidung simetris, bersih , polip (-), sinusitis (-) & tidak ada sumbatan

§  Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik, bersih tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar

§  Mulut
Bibir lembab tidak pecah-pecah, stomatitis (-), gigi bersih, tidak ada carries tetapi ada sedikit karang gigi, sikat gigi 2x sehari

2
Leher :
§  Tonsil

Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan peradangan

§  Kelenjar Tyroid
Tidak ada pembesaran

3
Thorax :
§  Jantung

Gallop (-), mur2 (-)

§  Paru-paru
Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk (-), dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24 x/mnt

4
Abdomen
Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar

5
Kulit
Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)

6
Extermitas
Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan bawah
          5  5
          5  5

7
Lain-lain
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36 ⁰C
RR : 24 x/mnt
BB : 38 kg


VIII.            Harapan Keluarga
Keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z selalu berharap untuk dapat menyelesaikan masalah kesehatan jika ada dirinya ataupun anggota keluarganya  mengalami sakit dengan bantuan petugas kesehatan.  Tn.Z juga senang dengan kehadiran perawat dan berharap dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga saat ini yaitu TB Paru yg diderita oleh Tn.Z sendiri.
IX.            DATA TAMBAHAN
Keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z, setiap hari makan sebanyak 2x sehari. Pola eliminasi Tn.Z untuk BAB 1-2 x/hr, BAK 5-6 x/ hr, aktifitas sehari-hari Tn.Z adalah sebagai penjaga atau pengurus masjid Ar-Royan. Untuk istirahat dan tidur, biasanya Tn.Z tidur siang mulai jam 14.00 WIB sampai dengan jam 15.00 WIB, kalau tidak tidur biasanya kegiatan yang dilakukanya adalah tadarusan di masjid tempat tinggalnya. Waktu tidur malam hari biasanya dilakukan pada pukul  23.00 WIB sampai dengan pukul 04.30 WIB sebelum tidur biasanya melakukan dengan kegiatan tadarusan terlebih dahulu.

ANALISA DATA
No.
DATA
MASALAH
PENYEBAB
1
DS :
-       Tn.Z bertanya tentang cara penularan dan pencegahan penyakit TB paru
-       Menurut Tn.Z ia tinggal sekamar dengan temanya
-       Tn.Z mengatakan batuknya sudah jarang dan tidak berdahak
DO :
-       Tn.Z kurang mengetahui tentang cara penularan, pencegahan penyakit TB Paru.
-       Tn.Z  tidur satu kamar dengan temannya.
-       Tidak ada pengkhususan alat tenun dan alat makan



Resiko penularan penyakit TB Paru

Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2
DS :
-       Tn.Z selalu bertanya tentang pengertian, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru.
-       Menurut klien sudah menderita TB sejak  2 bln yang lalu dan sedang menjalani pengobatan.
-        Tn.Z mengatakan tidak tahu akibat yang ditimbulkan oleh penyakit TB Paru bila tidak diobati secara teratur.
DO :
-   Klien tampak selalu bertanya tentang penyakitnya
-   Klien sedang menjalani pengobatan di puskesmas dan mengkonsumsi obat RHZE
-   Klien bertanya tentang akibat dari pengobatan yang tidak rutin dan tuntas
-   Klien tidak dapat menjawab ketika ditanya oleh perawat tentang penyakit TB paru yang dideritanya


Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru.


Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi


PRIORITAS MASALAH
Masalah :   Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru

No
KRITERIA
PERHITUNGAN
NILAI
PEMBENARAN
1
Sifat masalah :
 Ancaman kesehatan

2/3 X 1

2/3
Penularan belum terjadi tapi resiko terjadinya penularan cukup besar.

2
Kemungkinan masalah dapat diubah :
Dengan mudah

2/2 X 1

2
Tn.Z  mau memeriksakan kesehatannya secara teratur dan mengikuti program P2TB Paru di puskesmas sampai tuntas
3
Potensial masalah untuk dicegah :
Cukup
2/3 X 1

2/3
Penularan penyakit TB Paru dapat dicegah dengan tindakan sederhana yang dapat dilakukan tanpa biaya.

4
Menonjolnya masalah :
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
1 X 1
1
Keluarga kurang mengetahui kalau penyakit TB Paru sangat menular
JUMLAH

4 1/3


Masalah :        Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi


No
KRITERIA
PENGHITUNGAN
NILAI
PEMBENARAN
1
Sifat masalah :
 Ancaman kesehatan

2/3 X 1

2/3
Keluarga khususnya Tn.Z  tidak memahami dengan baik tentang masalah kesehatan yang dialami oleh Tn.Z
2
Kemungkinan masalah  dapat diubah :
Dengan mudah

2/2  X 2


2
Pemberian informasi tentang penyakit dan kebutuhan perawatan akan dapat dengan mudah dipahami oleh Tn.Z karena kemampuan keluarga khususnya Tn.Z  menyerap informasi sangat baik
3
Potensial masalah untuk dicegah :
Cukup

2/3 X 1

2/3
Membantu keluarga khususnya Tn.Z memahami masalah penyakitnya  bisa dilakukan melalui pemberian informasi tentang TB Paru secara rutin dan jelas

4
Menonjolnya masalah:
Masalah berat harus segera ditangani
2/2 x 1
1
Keluarga  khususnya Tn.Z tidak merasakan adanya masalah yang harus segera ditangani
JUMLAH

7/3


DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1)     Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2)     Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi









FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Keluarga           : Tn. Z                                                                                                              Nama mahasiswa : Lilis Suryani
Alamat                                    : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02 Masjid Ar-Royan                                       NIM                       : 2720070027
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
RENCANA INTERVENSI
UMUM
KHUSUS
KRITERIA
STANDARD
1
Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z  khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru

Setelah dilakukan kunjungan keluarga selama 3 x 30 menit, penularan penyakit TB dapat dicegah terutama Tn. Z diharapkan mampu disiplin dalam melakukan pencegaha penularan.

Setelah dilakukan  kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu:
1.       Mengenal masalah  kesehatan keluarga dengan TB Paru
1.1 Menyebutkan pengertian TB Paru
1.2 Menyebutkan  tanda dan gejala TB Paru
1.3 Menyebutkan penyebab TB paru



Verbal
1.1   Keluarga  terutama Tn.Z mampu menjelaskan pengertian TB Paru, Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).

1.2   Keluarga    terutama Tn.Z  mampu   menyebutkan 5  dari  7 tanda dan gejala TB Paru, yaitu : demam, batuk disertai dahak selama 2 minggu / lebih, dahak kadang disertai darah, sesak nafas dengan rasa nyeri dada,nafsu makan kurang,  BB turundan berkeringat waktu malam hari

1.3  Keluarga     terutama Tn.Z mampu menyebutkan penyebab TB Paru,  yaitu : kuman Mycobacterium Tuberkulosis


a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang  pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi serta pencegahan dan perawatan TB Paru dengan menggunakan power point dan leaflet tentang TB Paru

b.       Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga khususnya Tn.Z 

c.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang kembali apa yang telah
Dijelaskan

d.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala TB Paru  yang dialami Tn.Z

e.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z




2.       Mengambil keputusan untuk mengatasi kelanjutan dari TB paru  dengan cara menjelaskan
2.1    Akibat dari TB paru

Verbal
2.1Keluarga terutama Tn.Z mampu menyebutkan 3 dari 5 akibat dari TB Paru, yaitu :
  1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
  2. Pleuritis tuberkulosa
  3. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
  4. Tuberkulosa milier
  5. Meningitis tuberkulosa
a.    Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang akibat lanjut dari TB Paru

b.    Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.

c.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z





Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z  mampu:
3.       Mampu merawat anggota keluarga khususnya Tn.Z yang mengalami TB Paru dengan cara
3.1   Pencegahan dan perawatan TB Paru
3.2   Pengobatan baik medis maupun tradisional


Verbal dan psikomotor
3.1    Keluarga terutama Tn.Z mampu menyebutkan 4 dari 5 cara pencegahan TB paru, yaitu :
  1. Menutup mulut bila batuk
  2. Membuang dahak tidak di sembarang tempat.
  3. Makan makanan bergizi
  4. Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
  5. Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
  6. Untuk bayi diberikan imunisasi BCG
Mampu menyebutkan 5 dari 6 cara perawatan dari TB Paru, yaitu :
  1. Awasi penderita minum obat
  2. Mengetahui adanya gejala efek samping obat
  3. Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita
  4. Istirahat teratur minimal 8 jam / hr
  5. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan ke 2, ke 5 dan 6
  6. Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik

3.2 Keluarga terutama Tn.Z mampu menyebutkan cara pengobatan medis TB paru, yaitu:
Dengan meminum obat RHZE  (4FDC)warna merah  selama 2 bulan
dan RH (2FDC) warna kuning selama 4 bulan

Mampu menyebutkan cara pengobatan tradisional TB Paru, yaitu : dengan tidak minum susu, tetapi menggantikannya dengan wortel atau sari kacang kedelai.
Resep Jus:
    Pagi: Wortel 1 gelas, bayam ½ gelas
    Siang: Wortel 1 gelas, dandelion ¼ gelas
    Malam: Wortel 1 gelas, celery ½ gelas, bayam 1/3 gelas
    Sebelum tidur: Wortel 1 gelas

a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang cara pencegahan  serta pengobatan secara medis dan tradisional dari TB Paru

b.       Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.

c.       Demonstrasikan cara
Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga khususnya Tn.Z

d.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z





Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu :
4.       Memodifikasi lingkungan yang bersih bagi keluarga khususnya Tn.Z dengan cara :
4.1   Usahakan 
Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup

Verbal
4.1  Keluarga khususnya Tn.Z mampu menyebutkan kriteria lingkungan yg bersih, dengan cara menjemur kasur atau tikar secara teratur, membuka jendela atau pintu agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup




      

a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang kriteria
lingkungan
       yang bersih bagi penderita TB Paru
      
b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman

c.       Berikan pujian atas
usaha keluarga khususnya Tn.Z





5.       Menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia


Verbal
Keluarga  khususnya Tn.Z mampu menggunakan Yankes yang tersedia ini terbukti Tn.Z  ketika obatnya habis selalu dating ke puskesmas untuk mengambil obat yang harus rutin diminumnya.

a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang manfaat dari menggunakan Yankes.

b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk selalu menggunakan Yankes

2
Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi

Setelah dilakukan kunjungan keluarga selama 3 x 30 menit, diharapkan keluarga khususnya Tn.Z dapat mengerti dan memahami atas informasi yang sudah diberikan tentang penyakit TB Paru
Setelah dilakukan  kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu:
1.      Mengenal masalah  kesehatan keluarga dengan TB Paru
1.1 Menyebutkan pengertian TB Paru
1.2 Menyebutkan  tanda dan gejala TB Paru
1.3 Menyebutkan penyebab TB paru



Verbal
1.1Keluarga  terutama Tn.Z mampu menjelaskan pengertian TB Paru, Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).

1.2 Keluarga    terutama Tn.Z  mampu   menyebutkan tanda dan gejala TB Paru, yaitu : demam, batuk disertai dahak selama 2minggu / lebih, dahak kadang disertai darah, sesak nafas dengan rasa nyeri dada,nafsu makan kurang,  BB turundan berkeringat waktu malam hari

1.3  Keluarga     terutama Tn.Z mampu menyebutkan penyebab TB Paru,  yaitu : kuman Mycobacterium Tuberkulosis


a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang  pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi serta pencegahan dan perawatan TB Paru dengan menggunakan power point dan leaflet tentang TB Paru

b.       Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga khususnya Tn.Z 

c.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang kembali apa yang telah
Dijelaskan

d.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala TB Paru  yang dialami Tn.Z

e.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z




2         Mengambil keputusan untuk mengatasi kelanjutan dari TB paru  dengan cara menjelaskan
2.1    Akibat dari TB paru

Verbal
2.1Keluarga terutama Tn.Z mampu menyebutkan 4 dari 5 akibat dari TB Paru, yaitu :
  1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
  2. Pleuritis tuberkulosa
  3. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
  4. Tuberkulosa milier
  5. Meningitis tuberkulosa

a.    Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang akibat lanjut dari TB Paru

b.    Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.

c.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z





Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z  mampu:
3.       Mampu merawat anggota keluarga khususnya Tn.Z yang mengalami TB Paru dengan cara
3.1   Pencegahan dan perawatan TB Paru
3.2   Pengobatan baik medis maupun tradisional


Verbal dan psikomotor
1.1      Keluarga terutama Tn.Z mampu menyebutkan cara pencegahan TB paru, yaitu :
  1. Menutup mulut bila batuk
  2. Membuang dahak tidak di sembarang tempat.
  3. Makan makanan bergizi
  4. Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
  5. Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
  6. Untuk bayi diberikan imunisasi BCG
Mampu menyebutkan cara perawatan dari TB Paru, yaitu :
  1. Awasi penderita minum obat
  2. Mengetahui adanya gejala efek samping obat
  3. Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita
  4. Istirahat teratur minimal 8 jam / hr
  5. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan ke 2, ke 5 dan 6
  6. Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik

3.2 Keluarga terutama Tn.Z mampu menyebutkan cara pengobatan medis TB paru, yaitu:
Dengan meminum obat RHZE  (4FDC)warna merah  selama 2 bulan
dan RH (2FDC) warna kuning selama 4 bulan

Mampu menyebutkan cara pengobatan tradisional TB Paru, yaitu : dengan tidak minum susu, tetapi menggantikannya dengan wortel atau sari kacang kedelai.
Resep Jus:
    Pagi: Wortel 1 gelas, bayam ½ gelas
    Siang: Wortel 1 gelas, dandelion ¼ gelas
    Malam: Wortel 1 gelas, celery ½ gelas, bayam 1/3 gelas
    Sebelum tidur: Wortel 1 gelas

a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang cara pencegahan  serta pengobatan secara medis dan tradisional dari TB Paru
b.       Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.

c.       Demonstrasikan cara
Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga khususnya Tn.Z

d.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z





Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu :
4.       Memodifikasi lingkungan yang bersih bagi keluarga khususnya Tn.Z dengan cara :
4.1   Usahakan 
Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup

Verbal
4.1  Keluarga khususnya Tn.Z mampu menyebutkan kriteria lingkungan yg bersih, dengan cara menjemur kasur atau tikar secara teratur, membuka jendela atau pintu agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup




      

a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang kriteria
lingkungan
       yang bersih bagi penderita TB Paru
      
b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman

c.       Berikan pujian atas
usaha keluarga khususnya Tn.Z





5.       Menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia


Verbal
Keluarga  khususnya Tn.Z mampu menggunakan Yankes yang tersedia ini terbukti Tn.Z  ketika obatnya habis selalu datang ke puskesmas untuk mengambil obat yang harus rutin diminumnya.

a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang manfaat dari menggunakan Yankes.

b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk selalu menggunakan Yankes



FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
KELUARGA
TUJUAN KHUSUS
TANGGAL
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1
Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z  khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru

Setelah dilakukan  kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu:
1.       Mengenal masalah  kesehatan keluarga dengan TB Paru
1.1 Menyebutkan pengertian TB Paru
1.2 Menyebutkan  tanda dan gejala TB Paru
1.3 Menyebutkan penyebab TB paru


16/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang  pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi serta pencegahan dan perawatan TB Paru dengan menggunakan power point dan leaflet tentang TB Paru
b.       Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga khususnya Tn.Z 
c.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan
d.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z  untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala TB Paru  yang dialami Tn.Z

e.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z

S :  Tn.Z mengatakan pengertian TB Paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis),yang tanda dan gejalanya adalah demam, batuk disertai dahak selama 2 minggu / lebih, dahak kadang disertai darah, sesak nafas dengan rasa nyeri dada,nafsu makan kurang,  BB turundan berkeringat waktu malam hari, sedangkan penyebabnya adalah kuman Mycobacterium Tuberkulosis
O :   Tn.Z dapat menyebutkan pengertian TB Paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis),yang tanda dan gejalanya adalah demam, batuk disertai dahak selama 2minggu / lebih, dahak kadang disertai darah, sesak nafas dengan rasa nyeri dada,nafsu makan kurang,  BB turundan berkeringat waktu malam hari, sedangka penyebabnya adalah kuman Mycobacterium Tuberkulosis
A :   TUK 1 tercapai
P  :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk  TUK 2


2         Mengambil keputusan untuk mengatasi kelanjutan dari TB paru  dengan cara menjelaskan
2.1    Akibat dari TB paru

16/04/11
a.    Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang akibat lanjut dari TB Paru
b.    Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.
c.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z


S :   Tn .Z mengatakan 3 dari 5 akibat lanjut dari TB Paru yaitu: pembesaran kelenjar sevikalis yg superfisial, Pleuritis tuberkulosa, Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
O : Tn.Z hanya dapat menyebutkan 3 dari 5 akibat dari TB Paru, yaitu: pembesaran kelenjar sevikalis yg superfisial, Pleuritis tuberkulosa, Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
A :  TUK 2 tercapai.

P :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk TUK 3



Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z  mampu:
3.       Mampu merawat anggota keluarga khususnya Tn.Z yang mengalami TB Paru dengan cara
3.1   Pencegahan dan perawatan TB Paru
3.2   Pengobatan baik medis maupun tradisional


19/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang cara pencegahan  serta pengobatan secara medis dan tradisional dari TB Paru
b.       Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.
c.       Demonstrasikan cara
Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga khususnya Tn.Z
d.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z


S:  Tn.Z mengatakan cara pencegahan TB paru, yaitu : Menutup mulut bila batuk, membuang dahak tidak di sembarang tempat, makan makanan bergizi, memisahkan alat makan dan minum. Yg cara pengobatanya adalah awasi penderita minum obat, mengetahui adanya gejala efek samping obat, mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita, istirahat teratur minimal 8 jam / hr, menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yg baik. Yg pengobatan medisnya dengan meminum obat RHZE yg berwarna merah selama  2 bln dan selanjutnya RH berwarna kuning selama 4 bln. Sedangkan obat tradisionalnya dengan tidak meminum susu, tetapi menggantikannya dengan wortel / sari kacang kedelai.
Resep Jus:
    Pagi: Wortel 1 gelas, bayam ½ gelas
    Siang: Wortel 1 gelas, dandelion ¼ gelas
    Malam: Wortel 1 gelas, celery ½ gelas, bayam 1/3 gelas
    Sebelum tidur: Wortel 1 gelas
A :  TUK 3 tercapai.
P :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk TUK 4


Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu :
4.       Memodifikasi lingkungan yang bersih bagi keluarga khususnya Tn.Z dengan cara :
4.1   Usahakan 
Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup

23/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang criteria lingkungan yang bersih bagi penderita TB Paru
b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z  untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman
c.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z

S: Tn.Z mengatakan cara memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman yaitu dengan cara Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup
O: Tn.Z dapat menyebutkan cara memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman yaitu dengan cara Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup
A:  TUK 4 tercapai.
P :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk TUK 5


5.       Menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia

23/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang manfaat dari menggunakan Yankes.
b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk selalu menggunakan Yankes

S:  Keluarga mampu menggunakan Yankes yang tersedia
O : Tn.Z selalu datang ke puskesmas ketika obatnya habis untuk mengambil obat yang harus rutin diminumnya setiap hari.
A : TUK 5 tercapai.

P :  Pertahankan kemampuan keluarga untuk merawat kesehatan anggota keluarganya.
2
Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi

Setelah dilakukan  kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu:
1.      Mengenal masalah  kesehatan keluarga dengan TB Paru
1.1 Menyebutkan pengertian TB Paru
1.2 Menyebutkan  tanda dan gejala TB Paru
1.3 Menyebutkan penyebab TB paru



16/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang  pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi serta pencegahan dan perawatan TB Paru dengan menggunakan power point dan leaflet tentang TB Paru
b.       Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga khususnya Tn.Z 
c.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan
d.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z  untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala TB Paru  yang dialami Tn.Z
e.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z

S :  Tn.Z mengatakan pengertian TB Paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis),yang tanda dan gejalanya adalah demam, batuk disertai dahak selama 2 minggu / lebih, dahak kadang disertai darah, sesak nafas dengan rasa nyeri dada,nafsu makan kurang,  BB turundan berkeringat waktu malam hari, sedangkan penyebabnya adalah kuman Mycobacterium Tuberkulosis
O :   Tn.Z dapat menyebutkan pengertian TB Paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis),yang tanda dan gejalanya adalah demam, batuk disertai dahak selama 2minggu / lebih, dahak kadang disertai darah, sesak nafas dengan rasa nyeri dada,nafsu makan kurang,  BB turundan berkeringat waktu malam hari, sedangka penyebabnya adalah kuman Mycobacterium Tuberkulosis
A :   TUK 1 tercapai
P  :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk  TUK 2


2         Mengambil keputusan untuk mengatasi kelanjutan dari TB paru  dengan cara menjelaskan
2.2    Akibat dari TB paru

16/04/11
a.    Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang akibat lanjut dari TB Paru
b.    Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.
c.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z


S :   Tn .Z mengatakan 3 dari 5 akibat lanjut dari TB Paru yaitu: pembesaran kelenjar sevikalis yg superfisial, Pleuritis tuberkulosa, Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
O : Tn.Z hanya dapat menyebutkan 3 dari 5 akibat dari TB Paru, yaitu: pembesaran kelenjar sevikalis yg superfisial, Pleuritis tuberkulosa, Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
A :  TUK 2 tercapai.

P :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk TUK 3



Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z  mampu:
3.       Mampu merawat anggota keluarga khususnya Tn.Z yang mengalami TB Paru dengan cara
3.1   Pencegahan dan perawatan TB Paru
3.2   Pengobatan baik medis maupun tradisional


19/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang cara pencegahan  serta pengobatan secara medis dan tradisional dari TB Paru
b.       Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan.
c.       Demonstrasikan cara
Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga khususnya Tn.Z
d.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z


S:  Tn.Z mengatakan cara pencegahan TB paru, yaitu : Menutup mulut bila batuk, membuang dahak tidak di sembarang tempat, makan makanan bergizi, memisahkan alat makan dan minum. Yg cara pengobatanya adalah awasi penderita minum obat, mengetahui adanya gejala efek samping obat, mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita, istirahat teratur minimal 8 jam / hr, menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yg baik. Yg pengobatan medisnya dengan meminum obat RHZE yg berwarna merah selama  2 bln dan selanjutnya RH berwarna kuning selama 4 bln. Sedangkan obat tradisionalnya dengan tidak meminum susu, tetapi menggantikannya dengan wortel / sari kacang kedelai.
Resep Jus:
    Pagi: Wortel 1 gelas, bayam ½ gelas
    Siang: Wortel 1 gelas, dandelion ¼ gelas
    Malam: Wortel 1 gelas, celery ½ gelas, bayam 1/3 gelas
    Sebelum tidur: Wortel 1 gelas
A :  TUK 3 tercapai.
P :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk TUK 4


Setelah dilakukan 
kunjungan keluarga selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga terutama Tn.Z mampu :
4.       Memodifikasi lingkungan yang bersih bagi keluarga khususnya Tn.Z dengan cara :
4.1   Usahakan 
Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup

23/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang criteria lingkungan yang bersih bagi penderita TB Paru
b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z  untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman
c.       Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z

S: Tn.Z mengatakan cara memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman yaitu dengan cara Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup
O: Tn.Z dapat menyebutkan cara memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman yaitu dengan cara Menjemur kasur / tikar secara teratur, membuka jendela agar mendapatkan cahaya dan udara yang cukup
A:  TUK 4 tercapai.
P :  Lanjutkan tindakan keperawatan untuk TUK 5


5.       Menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia

23/04/11
a.       Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z  tentang manfaat dari menggunakan Yankes.
b.       Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk selalu menggunakan Yankes

S:  Keluarga mampu menggunakan Yankes yang tersedia
O : Tn.Z selalu datang ke puskesmas ketika obatnya habis untuk mengambil obat yang harus rutin diminumnya setiap hari.
A : TUK 5 tercapai.
P :  Pertahankan kemampuan keluarga untuk merawat kesehatan anggota keluarganya.


SATUAN ACARA PENYULUHAN
TB PARU PADA PENDERITRA TB PARU

Nama Kegiatan

Penyuluhan kesehatan (penkes)

Judul Penyuluhan

TB PARU


Waktu

30 menit

Tempat
Masjid Ar-Royan

TIU:

Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di keluarganya

TIK:

Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang

a.       Pengetian TB Paru
b.      Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c.       Penularan TB Paru
d.      Pencegahan TB Paru
e.       Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

Sasaran

Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru

Deskripsi Singkat

Tuberculosis  adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis ,penularan tuberculosis paling banyak melalui udara (airborne desease ) sifat dari mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup dalam udara bebas tanpa sinar matahari dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar matahari .

Pokok Bahasan

Ø  Pengetian TB Paru
Ø  Tanda dan gejala penyakit TB Paru
Ø  Penularan TB Paru
Ø  Komplikasi
Ø  Pencegahan dan pengobatan TB Paru

Metode

Ceramah dan Tanya jawab

Media

Laptop, power point dan leaflet

Kegiatan

No
KEGIATAN
WAKTU
PENYAJI
SASARAN
1




2









3
Pembukaan
a.    Perkenalan
b.    Penjelasan topik
c.     Tujuan penyuluhan

Penyajian bahan tentang :
a)    Pengetian TB Paru
b)   Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c)    Penularan TB Paru
d)   Kompikasi
e)    Pencegahan dan pengobatan TB Paru

Evaluasi
Tanya jawab
kesimpulan dan penutup

5 menit




20 menit









5 menit
·     salam
·     memperkenalkan diri
·     beri penjelsan topik penyuluhan

Memberi penyuluhan tentang penatalaksanaan kelurga dengan penderita TB





·       Memberi kesempatan   untuk bertanya
·        Mengambil kesimpulan

Membalas salam dan mendengarkan


Mendengar dan memperhatikan








·   Mengutarakan pertanyaan
·   Mendengarkan kesimpulan



Evaluasi

Setelah tatap muka klien diharapkan dapat menjelaskan :
a)        Pengetian TB Paru
b)       Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c)        Cara Penularan TB Paru
d)       Cara Pencegahan dan pengobatan TB Paru
e)        Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru






TB PARU

1.       Pengertian TB Paru
       Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa.

2.       Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru
·         Batuk yang lama
·         Batuk disertai bercak darah
·         Berkeringat dingin terutama jika malam hari.
·         Badan terasa lemah
·         Berat badan berkurang
·         Nafsu makan menurun
·         Panas badan berulang-ulang
·         Dada menjadi bungkuk
·         Kepala pusing
·         Nafas sesak

3.       CARA PENULARAN TBC
a.       Langsung
Percikan ludah atau cairan hidungnya berpindah sewaktu berbicara berhadapan atau bersin.
b.      Tidak langsung
Bila penderita meludah ditempat yang sembarang kemudian kering dan kuman diterbangkan oleh angin bersama debu yang dihirup oleh orang yang sehat.

4.       CARA PENCEGAHAN TBC :
a.       Imunisasi BCG pada bayi.
b.      Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.
c.       Mengobati anggota keluarga yang sakit sampai tuntas.
d.      Menghindari kontak dengan kuman TB, misalnya menghidari percikan ludah.

5.       PERILAKU SEHAT DALAM MENCEGAH PENULARAN TBC
·           Jika batuk atau bersin tutup mulut
·           Dahak ditampung dalam pot tertutup yang berisi lysol 5% atau sabun atau karbol atau bayclin atau minyak tanah.
·           Istirahat yang cukup
·           Bekerja jangan terlalu berat atau lelah
·           Tidak boleh merokok
·           Tidur terpisah dari keluarga (tidak satu kamar apalagi satu kelambu) terutama selama 2 bulan pertama
·           Makan–makanan yang bergizi dan terjangkau seperti ikan, telor ,tahu, tempe, sayuran dan buah-buahan.
·           Diusahakan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah atau kamar untuk mematikan kuman tuberculosis.
·           Ventilasi ruangan yang baik, dengan selalu membuka jendela disiang hari
·           Memakai alat-alat makan dan alat tenun jangan bersamaan dengan penderita
·           Kasur dijemur minimal 1 minggu sekali.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Lilis Suryani Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting